Senin, 01 April 2013

Marketing Mix 7P di Perpustakaan


share hasil tugas kelompok nih..
mohon maaf kalau masih banyak kekurangan dan kesalahan... 

Marketing Mix 7P di Perpustakaan
Produk (Product)
Menurut Philip Kotler (1975) dalam bukunya Marketing for Non-Profit Organization, menyebutkan bahwa bauran pemasaran dalam organisasi nirlaba adalah merupakan bauran variabel pemasaran terkontrol yang digunakan perusahaan/organisasi untuk mencapai obyektifnya dalam pasar sasaran. Dalam bauran pemasaran, kita mengenal istilah 4P (Product, Price, Place, Promotion). Untuk selanjutnya istilah tersebut oleh Sue Cooper (1991) dijabarkan sebagai berikut :
1.      Product-information is not a commodity but a product which can be value added, differentiated (Informasi bukan suatu komoditi melainka suatu produk yang dapat diberi nilai tambah, dibuat berbeda serta digolong-golongkan)
2.      Pricing-information has a cost and a value and therefore, must be paid for (informasi memiliki harga dan nilai, oleh karena itu harus dibayar)
3.      Place-right information to the right people at the right time, online, bath or on paper  (informasi yang tepat untuk orang-orang yang tepat pada waktu yang tepat, online pada sekumpulan data atau di atas kertas)
4.      Promotion-by personal selling, communication and people skill, non-persona,l advertising, flyer, newsletter, (dengan penjualan personal, komunikasi dan keterampilan orang-orang no personal, mengiklankan, pamphlet, laporan berkala).
Produk merupakan elemen marketing mix yang pertama yang perlu kita ketahui, untuk dapat menyusun proses pemasaran selanjutnya yang sesuai dengan produk tersebut. Berbicara mengenai pemasaran jasa informasi di sebuah perpustakaan, sudah barang tentu produknya adalah koleksi serta jasa layanan yang dimiliki perpustakaan yang bersangkutan.
Prinsip pemilihan produk atau jasa, dalam hal ini bila diaplikasikan di perpustakaan adalah:
a)      Kualitas barang/jasa harus baik. Keberadaan koleksi yang lengkap, dan aktual mempunyai nilai relevansi tinggi.
b)      Cara menggunakan dan memanfaatkan koleksi tidak rumit. Pemanfaatan alat-alat bibliografis, seperti katalog.
c)      Barang atau jasa harus mudah dikenal (mudah dilihat) serta mudah dicerna oleh pengetahuan. Kaitannya dengan dunia perpustakaan dan pemasaran jasa informasi adalah prosedur peminjaman, pelayanan serta penelusuran yang cepat, tepat dan akurat.
d)     Resiko/kerugian ditekan sekecil mungkin.
e)      Berkaitan dengan sesuatu yang telah diakrabi oleh konsumen.
f)       Menciptakan suatu iklim suasana lingkungan perpustakaan (ruangan) yang mendukung kebetahan, kesenangan serta kenyamanan pengunjung.

         Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa produk dalam kegiatan pemasaran di perpustakaan adalah produk atau jasa yang ditawarkan perpustakaan berupa sumber-sumber informasi baik dalam bentuk tercetak maupun non cetak. Pengertian produk dalam pemasaran di perpustakaan dapat bersifat tangible (terlihat) maupun intangible (tidak terlihat). Bersifat tangible misalnya pemustaka ingin memperoleh buku atau artikel tertentu di perpustakaan. Bersifat intangible misalnya menjawab pertanyaan pemustaka mengenai informasi tertentu dan tidak langsung maupun lewat telepon.
         Mengenai produk informasi ini, David Aeker (dalam Cooper, 1991) mendeskripsikan konsep produk informasi menjadi empat tingkatan, yakni sebagai berikut :
1)      Generic Product/Produk generik, seperti katalog kartu, yakni suatu produk yang ada hampir di semua perpustakaan
2)       Expected Product/ yang diharapkan (dikerjakan atau dikurangi), seperti daftar tambahan buku, merupakan produk bernilai tambah yang pokok        
3)      Augmented Product/ produk tambahan (disesuaikan dengan pengguna), seperti SDI, mengurangi biaya-biaya atau menyediakan keuntungan ekstra
4)      Potencial Product/ produk tersembunyi, seperti penyajian informasi yang baru dan inovatif

Price
Smart home, learn from your own library. Bersamaan dengan kalimat ini ada foto dua orang anak yang lagi baca buku di kelilingi rak-rak buku yang padat dan penuh. Menurut saya iklan itu menarik karena itu untuk iklan apartemen. Jarang, bahkan mungkin belum ada apartemen yang punya perpustakaan. Perpustakaan memang belum jadi unit yang diutamakan atau diadakan di suatu organisasi, terutama organisasi bisnis yang profit oriented. Karena yang namanya bagian perpustakaan memang tidak bisa diandalkan untuk menghasilkan keuntungan. Pada dasarnya perpustakaan dalam suatu organisasi ‘hanya’ sebagai sarana pendukung, ada yang di bawah bagian Litbang atau sebagai fasilitas rekreasi. Mungkin karena kurang menghasilkan, makanya perpustakaan sering dianak tirikan, selain sederet image-nya juga kurang menyenangkan membuat perpustakaan jadi semakin asing buat kebanyakan orang.
Tapi di tengah lorong gelap yang menjadi jarak antara perpustakaan dan laba ini, ada satu titik terang yang samar untuk mempertemukan perpustakaan dan laba: perpustakaan bisa dijadikan sebagai salah satu nilai jual. Perpustakaan, meski identik dengan kutu buku, membosankan, dan kuno tapi tetap dianggap pintar dan untuk orang-orang pintar. Sederhananya; orang pintar baca buku atau kalau suka baca buku, biasanya orang pintar. Jadi, ada kalanya buku dan perpustakaan dianggap bergengsi karena image pintar tadi. Tambahan lagi, hanya orang kaya, terpelajar, dan pintar yang punya perpustakaan pribadi. No wonder, mengingat buku dan membaca sepertinya menjadi kebutuhan tertier untuk kebanyakan orang Indonesia.
Mengapa perpustakaan dapat menjadi nilai jual? Memang tidak secara langsung dapat meningkatkan laba, tapi ‘punya-perpustakaan’ dapat membangun imagelawyer di depan rak buku. Apapun tujuan mereka mengikutsertakan perpustakaan sebagai bagian yang patut dipromosikan, karena anggapan hal tersebut sebagai salah satu bentuk penghargaan terhadap perpustakaan.
Pada dasarnya jika sebuah perpustakaan telah dapat menganalisisis kebutuhan pengguna kemudian memenuhinya dengan berbagai jenis koleksi sesuai dengan kebutuhan pengguna tersebut maka hal ini sudah merupakan nilai jual bagi perpustakaan itu sendiri. Meskipun pada hakikatnya perpustakaan bukanlah lembaga profit yang mana  bisa menghasilkan sebuah keuntungan, maka kita dapat melakukan berbagai trik misalnya dengan gencar mempromosikan sebuah perpustakaan sehingga masyarakat pun tertarik untuk datang ke perpustakaan dan hal ini secara tidak langsung akan memberikan point tambahan bagi perpustakaan. Dengan memberikan nilai tambahan pada sebuah perpustakaan maka dengan kata lain kita sudah mengangkat derajat perpustakaan, sama halnya dengan memberikan nilai jual pada perpustakaan itu sendiri.


Place (ditribusi/ tempat)
Komponen Place memegang peranan yang sangat penting dalam pemasaran. Place atau kalau diterjemahkan bisa berarti penempatan produk, distribusi atau penyebaran produk sangat menentukan keberhasilan pemasaran. Tiga manfaat komponen Place, pertama : konsumen mudah memperoleh produk Anda. Dengan banyaknya produk yang ada dipasar, apalagi dengan banyaknya produk-produk substitusi, maka distribusi yang direncanakan dengan baik dapat membantu produk tersebut tersebar dengan cepat. Dengan demikian, maka konsumen akan mudah memperoleh produk tersebut di pasar. Kedua : Availaibility atau ketersediaan produk.
Ketersediaan produk juga mengandung makna ketersebaran produk. Jika produk tersedia di suatu outlet, itu berarti produk tersebut terdistribusi lebih baik. Produk ada ‘di mana-mana’ sehingga mudah dicari konsumen. Teh botol sosro tersedia tidak saja di outlet modern, tetapi juga ada di warung-warung bahkan sampai ‘menembus’ gang/ perkampungan. Ketiga : Impulse buying. Konsumen mungkin pada mulanya tidak berencana membeli suatu produk, namun karena konsumen melihat produk tersbeut di toko, timbul niat untuk membelinya. Misalnya, Anda makan di suatu rumah makan. Karena melihat teh botol merek tertentu maka Anda menjadi ingin mengkonsumsi produk tersebut. Itulah hebatnya Place dalam komponen Marketing Mix. Jadi jangan lupakan komponen Place dalam Marketing Mix ini.
Komponen Place jika dihubungkan dengan perpustakaan sangat penting untuk kita perhatikan seperti yang telah dijabarkan diatas, semua penjabaran diatas berlaku juga untuk pemasaran produk (informasi) yang ada di perpustakaan. Hal yang menurut kita perlu diperhatikan di antaranya sebagai berikut:
a.       Letak geografis gedung perpustakaan
Menurut pendapat kami letak gedung perpustakaan harus berada di sentral (pusat) dalam setiap lingkungannya baik daerah, lembaga ataupun perseorangan.
b.      Aksesibilitas gedung perpustakaan
Menurut pendapat kami akses untuk mencapai gedung perpustakaan hendaknya strategis, misal untuk perpustakaan umum hendaknya dapat diakses menggunakan angkutan umum, perpustakan sekolah di tempatkan di sentral lingkungan sekolah.
c.       Desain gedung perpustakaan  
Menurut kami desain juga sangat berpengaruh terhadap pemasaran produk informasi perpustakaan, karena gedung perpustakaan yang menarik, nyaman dan informative dapat menumbuhkan motivasi pemustaka memakai produk informasi perpustakan.

Promotion
Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, Tjiptono (2001 : 219).
Promosi sudah jelas menjadi alat utama dalam pemasaran sebuah produk. promosi ini juga yang kemudian banyak menggerus keuangan perusahaan demi memperkenalkan produknya ke pasar. promosi dapat berupa iklan di media cetak maupun elektronik, brosur, baliho, dan sponsorship. Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan, ini dua sejoli yang saling berangkulan untuk suksesnya pemasaran. Termasuk didalam kombinasi promosi ini adalah kegiatan kegiatan advertising, personal selling, promosi penjualan, publicity, yang kesemuanya oleh perusahaan digunakan untuk meningkatkan penjualan.
Advertising berarti berita tentang barang dan jasa. Dalam kegiatan ini termasuk bentuk – bentuk iklan di mass media cetak atau elektronik, papan reklame, spanduk, poster, dan sebagainya. Dalam perpustakaan bisa dilakukan dengan cara mepromosikan perpustakaan melalui “isola pos” di twitter “info upi” serta di jejaring sosial lainnya seperti facebook. Karena tidak dapat dipungkiri kini jaman serta teknologi semakin maju, dan orang orang pun semakin canggih dalam mengakses informasi. Dan dunia maya atau jejaring sosial sudah tak asing lagi di jaman sekarang ini. Selain itu pula perpustakaan harus memasang berbagai macam banner, pamflet, spanduk serta poster dan menaruhnya di tempat tempat yang strategis yang akan dilihat banyak orang. Banner sendiri bisa di pasang ditiap fakultas. Advertising pun harus dibuat semenarik mungkin agar banyak orang yang tertarik untuk melihatnya. Selain menarik juga informasi yang terkandung didalamnya harus jelas dan detail.
Personal selling adalah presentasi melalui percakapan. Pemustaka kini sudah menjadi aktif tak jarang banyak pemustaka yang aktif bertanya kepada pustakawan. Dalam kesempatan seperti inilah pustakawan dapat mempromosikan dan menjelaskan mengenai produk apa saja yang disediakan di perpustakaan.
Sales promotion yaitu memberikan dorongan yang mau menggunakan produk dengan imbalan akan mendapatkan hadiah. Di perpustakaan bisa dengan menggunakan siapa mahasiswa yang paling sering ke perpustakaan dalam periode 1 bulan akan mendapatkan hadiah berupa buku. Dengan adanya hadiah tersebut maka mahasiswa akan termotivasi untuk datang atau berkunjung ke perpustakaan.
Public relation ialah untuk memberikan citra yang baik dari mahasiswa kepada perpustakaan. Ini bisa dengan cara pelatihan, seminar, workshop yang di adakan oleh perpustakaan.
Tujuan Promosi
Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi menurut Tjiptono (2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
Sistaningrum (2002 : 98) menjelaskan tujuan promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.
Pada prinsipnya antara keduanya adalah sama, yaitu sama-sama menjelaskan bila produk masih baru maka perlu memperkenalkan atau menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang tidak kalah dengan produk yang lama. Setelah konsumen mengetahui produk yang baru, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk tersebut. Dan pada akhirnya, perusahaan hanya sekedar mengingatkan bahwa produk tersebut tetap bagus untuk dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena banyaknya serangan yang datang dari para pesaing.
  
People
Mix Marketing saat ini semakin berkembang tidak hanya dalam hal product, promotion, dan price. Namun juga mengenai place, people, process, dan physical evidence. Terkait mengenai People, di dalam Mix  Marketing tentu people menjadi suatu bagian yang penting dalam industri jasa.
Mix marketing juga dapat diterapkan pada dunia perpustakaan, karena dapat lebih mengembangkan perpustakaan dan dapat memaksimalkan pelayanan kepada pemustaka. Sehubungan dengan penerapan mix marketing pada perpustakaan, people juga menjadi unsur yang sangat berpengaruh. People atau staf merupakan sumber daya manusia yang melaksanakan  pekerjaan diperpustakaan. Staf merupakan faktor utama yang sangat mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan secara keseluruhan. Oleh karena itu kegiatan pemasaran pada perpustakaan faktor staf merupakan bagian yang tidak bisa diabaikan.
People yang merupakan staf dengan performance tinggi tentu dapat menentukan bagaimana pemasaran yang ada diperpustakaan dengan baik dan bijak.  People adalah staf yang menjalankan setiap faktor-faktor pada pemasaran lainnya, sehingga kinerja staf sangat berpengaruh terhadap faktor pemasaran lainnya. Kebutuhan pemustaka terhadap staf yang memiliki kinerja tinggi akan menyebabkan pemustaka puas dan loyal. Tentu kepuasan pemustaka akan dapat meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan sehingga memotivasi untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan optimal.
Kemampuan knowledge (pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi dasar dalam internal perpustakaan dan pencitraan yang baik di luar. Faktor penting lainnnya dalam people adalah attitude dan motivation dari setiap staf yang ada di perpustakaan. Attitude sangat penting, dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti penampilan staf, suara dalam bicara, body language, ekspresi wajah, dan tutur kata. Sedangkan motivasi karyawan diperlukan untuk mewujudkan penyampaian pesan dan jasa yang ditawarkan pada level yang diekspetasikan.
Dalam pemasaran perpustakaan people juga menjadi pengontrol kelancaran pemasaran. Dengan adanya  pengontrolan, pemasaran yang ada pada perpustakaan dapat terkendali dan tujuanpun akan dicapai. Sehingga faktor people dalam bauran pemasaran pada perpustakaan sangat penting demi menjaga keefektifan dan keefesienan layanan perpustakaan , dan pemustaka dapat merasa puas terhadap layanan yang diberikan.

Physical Evidence
Faktor lainnya yang penting dalam kegiatan pemasaran adalah faktor pendukung yang bersifat fisik atau physical evidence yang terdapat dalam perpustakaan serta sarana-sarana lain yang mendukung pelayanan perpustakaan merupakan hal yang harus diperhatikan. Faktor physical evidence tentu menjadi nilai tambah bagi pemustaka. Perhatian terhadap interior, perlengkapan bangunan dan tata ruang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood pemustaka.
Dalam pemilihan interior pada perpustakaan haruslah yang dapat membuat nyaman pemustaka sehingga pemustaka akan senang dan nyaman dengan kondisi interior perpustakaan. Perlengkapan bangunan pada perpustakaan tentu merupakan pelayanan yang disediakan perpustakan demi kemudahan pemustaka mengakses setiap layanan yang ada diperpustakaan. Tata ruang perpustakaan juga diharapkan mampu membuat pemustaka dapat menemukan informasi yang diberikan perpustakaan dan membuat pemustaka merasa nyaman dan senang berada diperpustakaan.
Dengan physical evidence pemasaran yang ada pada perpustakaan juga dapat memberikan timbal balik dari pemustaka. Karena kenyamanan yang diperoleh , pemustaka akan tidak akan ragu untuk datang keperpustakaan karena pemustaka juga puas dengan apa yang telah disediakan oleh perpustakaan. Kondisi dan suasana yang nyaman juga dapat membantu pemustaka berkonsentrasi dalam menemukan informasi diperpustakaan.
Dengan demikian physical evidence penerapan mix marketing pada perpustakaan dapat menjadi nilai tambah dan kemudahan dalam pencapaian perpustakaan itu sendiri. Sehingga penerapnnya harus dapat berjalan dengan efektif dan tetap sesuai dengan kebutuhan pemustaka.
  
Proses
Dalam konsep 7P marketing mix di perusahaan, terdapat proses. Proses disini adalah mencakup bagaimana cara perusahaan melayani permintaan tiap konsumennya. Mulai dari konsumen tersebut memesan (order) hingga akhirnya mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Beberapa perusahaan tertentu biasanya memiliki cara yang unik atau khusus dalam melayani konsumennya. Yang dimaksud proses dalam pemasaran di perpustakaan yaitu keseluruhan sistem yang berlangsung dalam penyelenggaraan pepustakaan yang menentukan mutu kelancaran penyelenggaraan jasa yang dapat memberikan kepuasan pada penggunanya.   
Sebelum produk atau jasa dilayankan kepada pemustaka tentu ada tahapan atau proses yang harus dilewati. Seperti pemaparan di atas bahwa proses disini adalah mencakup bagaimana cara perpustakaan melayani permintaan tiap konsumen. Proses itu digambarkan sebagai berikut :
-          Perpustakaan melakukan analisis kebutuhan pemustaka, untuk mengetahui bahan pustaka atau sumber informasi seperti apa yang pemustaka butuhkan.
-          Perpustakaan mengembangkan koleksi perpustakaan tersebut sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Tujuan pengembangan koleksi adalah membangun koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan didayagunakan secara optimal. Kegiatan pengembangan koleksi mencakup menyusun rencana operasional pengembangan koleksi, menghimpun alat bantu seleksi bahan pustaka, dan survei minat pemustaka sebelum melakukan pengadaan bahan pustaka.
-          Pengolahan bahan pustaka adalah kegiatan memproses bahan pustaka sejak diterima di perpustakaan sampai siap dilayankan pada pemustaka. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam menyimpan, menelusuri dan mengidentifikasi bahan pustaka baik untuk pemustaka maupun pengelola perpustakaan. Pengolahan bahan pustaka meliputi deskripsi data bibliografi, analisis subyek, klasifikasi dan pengolahan fisik. Pedoman yang dapat digunakan dalam pengolahan bahan pustaka yaitu Dewey Decimal Classification (DDC), Daftar Tajuk Subyek, Library of Congress Subject Heading (LCSH) dan Tesaurus. Kelengkapan fisik meliputi kartu dan kantong buku, lembar tanggal kembali dan label nomor panggil. Hasil dari pengolahan tersebut berupa katalog online (Online Public Access Catalogue) atau katalog tercetak yang merupakan wakil dokumen dari koleksi perpustakaan.
-          Layanan Perpustakaan
Layanan perpustakaan merupakan proses menyajikan atau melayankan produk yang perpustakaan milliki kepada pemustaka. Layanan perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai lebih kepada pemustaka dan organisasi/badan induk yang membawahinya. Untuk itu pengelola perpustakaan perlu selalu memberikan alternatif-alternatif dalam penyampaian informasi kepada penggunanya. Aspek layanan menjadi penting untuk diperhatikan dikarenakan tuntutan kebutuhan penyajian informasi yang cepat, tepat dan terbaru selalu ada.



Sumber Referensi :
__. __. Perpustakaan dan Dokumentasi. [Online]. Tersedia di : http://humas.kemsos.go.id/biro-hubungan-masyarakat/bagian-biro-humas/perpustakaan-dan-dokumentasi-2/. Diakses pada tanggal 26 maret 2013
Jatnika, Chanda. 2012. Konsep 7P Marketing Mix di Perusahaan Jasa. [Online]. Tersedia di : http://chandajatnika.blogspot.com/2012/06/konsep-7p-marketing-mix-di-perusahaan.html. Diakses pada tanggal 26 maret 2013
Rachmawati, Tine Silvana. 2004. Faktor 4P, 3P, dan 4C Serta Aplikasinya dalam Kegiatan Pemasaran Perpustakaan (Library Marketing). [Online]. Tersedia di : www.pdii.lipi.go.id. Diakses pada tanggal 26 maret 2013
Weldha. 2012. Marketing Mix. [Online]. Tersedia di : http://weldha88.blogspot.com/2012/12/marketing-mix.html. Diakses pada tanggal 26 maret 2013
Setiawan, Bobby. 2012. 7P Marketing Mix [online] tersedia di : http://www.pojokwirausaha.com/2012/11/7p-marketing-mix.html diakses pada tanggal 26 maret 2013
____. 2009. Pengertian Dan Tujuan Promosi [online] tersedia di : http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/strategi-promosi-penjualan-definisi.html diakses pada tanggal 26 Maret 2013
Alma, Buchari. 2007. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar