share hasil tugas kelompok nih..
mohon maaf kalau masih banyak kekurangan dan kesalahan...
Marketing Mix 7P di Perpustakaan
Produk (Product)
Menurut Philip Kotler (1975) dalam bukunya Marketing for Non-Profit Organization,
menyebutkan bahwa bauran pemasaran dalam organisasi nirlaba adalah merupakan
bauran variabel pemasaran terkontrol yang digunakan perusahaan/organisasi untuk
mencapai obyektifnya dalam pasar sasaran. Dalam bauran pemasaran, kita mengenal
istilah 4P (Product, Price, Place, Promotion). Untuk
selanjutnya istilah tersebut oleh Sue Cooper (1991) dijabarkan sebagai berikut
:
1. Product-information is
not a commodity but a product which can be value added, differentiated (Informasi
bukan suatu komoditi melainka suatu produk yang dapat diberi nilai tambah,
dibuat berbeda serta digolong-golongkan)
2. Pricing-information has
a cost and a value and therefore, must be paid for
(informasi memiliki harga dan nilai, oleh karena itu harus dibayar)
3. Place-right information
to the right people at the right time, online, bath or on paper (informasi yang
tepat untuk orang-orang yang tepat pada waktu yang tepat, online pada
sekumpulan data atau di atas kertas)
4. Promotion-by personal
selling, communication and people skill, non-persona,l advertising, flyer,
newsletter, (dengan penjualan personal,
komunikasi dan keterampilan orang-orang no personal, mengiklankan, pamphlet,
laporan berkala).
Produk merupakan elemen marketing
mix yang pertama yang perlu kita ketahui, untuk dapat menyusun proses pemasaran
selanjutnya yang sesuai dengan produk tersebut. Berbicara mengenai pemasaran jasa
informasi di sebuah perpustakaan, sudah barang tentu produknya adalah koleksi
serta jasa layanan yang dimiliki perpustakaan yang bersangkutan.
Prinsip pemilihan produk atau jasa, dalam hal ini bila
diaplikasikan di perpustakaan adalah:
a) Kualitas barang/jasa harus baik.
Keberadaan koleksi yang lengkap, dan aktual mempunyai nilai relevansi tinggi.
b) Cara menggunakan dan memanfaatkan
koleksi tidak rumit. Pemanfaatan alat-alat bibliografis, seperti katalog.
c) Barang atau jasa harus mudah dikenal
(mudah dilihat) serta mudah dicerna oleh pengetahuan. Kaitannya dengan dunia
perpustakaan dan pemasaran jasa informasi adalah prosedur peminjaman, pelayanan
serta penelusuran yang cepat, tepat dan akurat.
d) Resiko/kerugian ditekan sekecil
mungkin.
e) Berkaitan dengan sesuatu yang telah
diakrabi oleh konsumen.
f) Menciptakan suatu iklim suasana
lingkungan perpustakaan (ruangan) yang mendukung kebetahan, kesenangan serta
kenyamanan pengunjung.
Dari
pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa produk dalam kegiatan pemasaran di
perpustakaan adalah produk atau jasa yang ditawarkan perpustakaan berupa
sumber-sumber informasi baik dalam bentuk tercetak maupun non cetak. Pengertian
produk dalam pemasaran di perpustakaan dapat bersifat tangible (terlihat) maupun intangible
(tidak terlihat). Bersifat tangible misalnya
pemustaka ingin memperoleh buku atau artikel tertentu di perpustakaan. Bersifat
intangible misalnya menjawab
pertanyaan pemustaka mengenai informasi tertentu dan tidak langsung maupun
lewat telepon.
Mengenai
produk informasi ini, David Aeker (dalam Cooper, 1991) mendeskripsikan konsep
produk informasi menjadi empat tingkatan, yakni sebagai berikut :
1) Generic Product/Produk generik, seperti katalog kartu, yakni suatu produk
yang ada hampir di semua perpustakaan
2) Expected
Product/ yang diharapkan (dikerjakan atau dikurangi), seperti daftar
tambahan buku, merupakan produk bernilai tambah yang pokok
3) Augmented Product/ produk tambahan (disesuaikan dengan
pengguna), seperti SDI, mengurangi biaya-biaya atau menyediakan keuntungan
ekstra
4) Potencial Product/ produk tersembunyi, seperti
penyajian informasi yang baru dan inovatif
Price
Smart home, learn from your own
library. Bersamaan
dengan kalimat ini ada foto dua orang anak yang lagi baca buku di kelilingi
rak-rak buku yang padat dan penuh. Menurut saya iklan itu menarik karena itu
untuk iklan apartemen. Jarang, bahkan mungkin belum ada apartemen yang punya
perpustakaan. Perpustakaan memang belum jadi unit yang diutamakan atau diadakan
di suatu organisasi, terutama organisasi bisnis yang profit oriented.
Karena yang namanya bagian perpustakaan memang tidak bisa diandalkan untuk
menghasilkan keuntungan. Pada dasarnya perpustakaan dalam suatu organisasi
‘hanya’ sebagai sarana pendukung, ada yang di bawah bagian Litbang atau sebagai
fasilitas rekreasi. Mungkin karena kurang menghasilkan, makanya perpustakaan
sering dianak tirikan, selain sederet image-nya juga kurang
menyenangkan membuat perpustakaan jadi semakin asing buat kebanyakan orang.
Tapi di tengah lorong gelap yang
menjadi jarak antara perpustakaan dan laba ini, ada satu titik terang yang
samar untuk mempertemukan perpustakaan dan laba: perpustakaan bisa dijadikan
sebagai salah satu nilai jual. Perpustakaan, meski identik dengan kutu buku,
membosankan, dan kuno tapi tetap dianggap pintar dan untuk orang-orang pintar.
Sederhananya; orang pintar baca buku atau kalau suka baca buku, biasanya orang
pintar. Jadi, ada kalanya buku dan perpustakaan dianggap bergengsi karena image pintar
tadi. Tambahan lagi, hanya orang kaya, terpelajar, dan pintar yang punya
perpustakaan pribadi. No wonder, mengingat buku dan membaca
sepertinya menjadi kebutuhan tertier untuk kebanyakan orang Indonesia.
Mengapa perpustakaan dapat menjadi
nilai jual? Memang tidak secara langsung dapat meningkatkan laba, tapi
‘punya-perpustakaan’ dapat membangun imagelawyer di depan rak
buku. Apapun tujuan mereka mengikutsertakan perpustakaan sebagai bagian yang
patut dipromosikan, karena anggapan hal tersebut sebagai salah satu bentuk
penghargaan terhadap perpustakaan.
Pada dasarnya jika sebuah
perpustakaan telah dapat menganalisisis kebutuhan pengguna kemudian memenuhinya
dengan berbagai jenis koleksi sesuai dengan kebutuhan pengguna tersebut maka
hal ini sudah merupakan nilai jual bagi perpustakaan itu sendiri. Meskipun pada
hakikatnya perpustakaan bukanlah lembaga profit yang mana bisa menghasilkan sebuah keuntungan, maka kita
dapat melakukan berbagai trik misalnya dengan gencar mempromosikan sebuah
perpustakaan sehingga masyarakat pun tertarik untuk datang ke perpustakaan dan
hal ini secara tidak langsung akan memberikan point tambahan bagi perpustakaan.
Dengan memberikan nilai tambahan pada sebuah perpustakaan maka dengan kata lain
kita sudah mengangkat derajat perpustakaan, sama halnya dengan memberikan nilai
jual pada perpustakaan itu sendiri.
Place (ditribusi/ tempat)
Komponen
Place memegang peranan yang sangat penting dalam pemasaran. Place atau kalau
diterjemahkan bisa berarti penempatan produk, distribusi atau penyebaran produk
sangat menentukan keberhasilan pemasaran. Tiga manfaat komponen Place, pertama
: konsumen mudah memperoleh produk Anda. Dengan banyaknya produk yang ada
dipasar, apalagi dengan banyaknya produk-produk substitusi, maka distribusi
yang direncanakan dengan baik dapat membantu produk tersebut tersebar dengan
cepat. Dengan demikian, maka konsumen akan mudah memperoleh produk tersebut di
pasar. Kedua : Availaibility atau ketersediaan produk.
Ketersediaan
produk juga mengandung makna ketersebaran produk. Jika produk tersedia di suatu
outlet, itu berarti produk tersebut terdistribusi lebih baik. Produk ada ‘di
mana-mana’ sehingga mudah dicari konsumen. Teh botol sosro tersedia tidak saja
di outlet modern, tetapi juga ada di warung-warung bahkan sampai ‘menembus’
gang/ perkampungan. Ketiga : Impulse buying. Konsumen mungkin pada mulanya
tidak berencana membeli suatu produk, namun karena konsumen melihat produk
tersbeut di toko, timbul niat untuk membelinya. Misalnya, Anda makan di suatu
rumah makan. Karena melihat teh botol merek tertentu maka Anda menjadi ingin
mengkonsumsi produk tersebut. Itulah hebatnya Place dalam komponen Marketing
Mix. Jadi jangan lupakan komponen Place dalam Marketing Mix ini.
Komponen
Place jika dihubungkan dengan perpustakaan sangat penting untuk kita perhatikan
seperti yang telah dijabarkan diatas, semua penjabaran diatas berlaku juga
untuk pemasaran produk (informasi) yang ada di perpustakaan. Hal yang menurut
kita perlu diperhatikan di antaranya sebagai berikut:
a. Letak
geografis gedung perpustakaan
Menurut
pendapat kami letak gedung perpustakaan harus berada di sentral (pusat) dalam
setiap lingkungannya baik daerah, lembaga ataupun perseorangan.
b. Aksesibilitas
gedung perpustakaan
Menurut
pendapat kami akses untuk mencapai gedung perpustakaan hendaknya strategis,
misal untuk perpustakaan umum hendaknya dapat diakses menggunakan angkutan
umum, perpustakan sekolah di tempatkan di sentral lingkungan sekolah.
c. Desain
gedung perpustakaan
Menurut
kami desain juga sangat berpengaruh terhadap pemasaran produk informasi
perpustakaan, karena gedung perpustakaan yang menarik, nyaman dan informative
dapat menumbuhkan motivasi pemustaka memakai produk informasi perpustakan.
Promotion
Promosi pada
hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan
pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, Tjiptono (2001
: 219).
Promosi sudah
jelas menjadi alat utama dalam pemasaran sebuah produk. promosi ini juga yang
kemudian banyak menggerus keuangan perusahaan demi memperkenalkan produknya ke
pasar. promosi dapat berupa iklan di media cetak maupun elektronik, brosur,
baliho, dan sponsorship. Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan, ini
dua sejoli yang saling berangkulan untuk suksesnya pemasaran. Termasuk didalam
kombinasi promosi ini adalah kegiatan kegiatan advertising, personal selling,
promosi penjualan, publicity, yang kesemuanya oleh perusahaan digunakan untuk
meningkatkan penjualan.
Advertising
berarti berita tentang barang dan jasa. Dalam kegiatan ini termasuk bentuk –
bentuk iklan di mass media cetak atau elektronik, papan reklame, spanduk,
poster, dan sebagainya. Dalam perpustakaan bisa dilakukan dengan cara
mepromosikan perpustakaan melalui “isola pos” di twitter “info upi” serta di
jejaring sosial lainnya seperti facebook. Karena tidak dapat dipungkiri kini
jaman serta teknologi semakin maju, dan orang orang pun semakin canggih dalam
mengakses informasi. Dan dunia maya atau jejaring sosial sudah tak asing lagi
di jaman sekarang ini. Selain itu pula perpustakaan harus memasang berbagai
macam banner, pamflet, spanduk serta poster dan menaruhnya di tempat tempat
yang strategis yang akan dilihat banyak orang. Banner sendiri bisa di pasang
ditiap fakultas. Advertising pun harus dibuat semenarik mungkin agar banyak
orang yang tertarik untuk melihatnya. Selain menarik juga informasi yang
terkandung didalamnya harus jelas dan detail.
Personal selling
adalah presentasi melalui percakapan. Pemustaka kini sudah menjadi aktif tak
jarang banyak pemustaka yang aktif bertanya kepada pustakawan. Dalam kesempatan
seperti inilah pustakawan dapat mempromosikan dan menjelaskan mengenai produk
apa saja yang disediakan di perpustakaan.
Sales promotion yaitu
memberikan dorongan yang mau menggunakan produk dengan imbalan akan mendapatkan
hadiah. Di perpustakaan bisa dengan menggunakan siapa mahasiswa yang paling
sering ke perpustakaan dalam periode 1 bulan akan mendapatkan hadiah berupa
buku. Dengan adanya hadiah tersebut maka mahasiswa akan termotivasi untuk
datang atau berkunjung ke perpustakaan.
Public relation
ialah untuk memberikan citra yang baik dari mahasiswa kepada perpustakaan. Ini
bisa dengan cara pelatihan, seminar, workshop yang di adakan oleh perpustakaan.
Tujuan
Promosi
Adapun tujuan
dari pada perusahaan melakukan promosi menurut Tjiptono (2001 : 221) adalah
menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading) serta
mengingatkan (reminding) pelangggan tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
Sistaningrum
(2002 : 98) menjelaskan tujuan promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan
diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan
kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.
Pada prinsipnya
antara keduanya adalah sama, yaitu sama-sama menjelaskan bila produk masih baru
maka perlu memperkenalkan atau menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini
ada produk baru yang tidak kalah dengan produk yang lama. Setelah konsumen
mengetahui produk yang baru, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk
sehingga beralih ke produk tersebut. Dan pada akhirnya, perusahaan hanya
sekedar mengingatkan bahwa produk tersebut tetap bagus untuk dikonsumsi. Hal
ini dilakukan karena banyaknya serangan yang datang dari para pesaing.
People
Mix Marketing saat ini semakin berkembang tidak
hanya dalam hal product, promotion, dan price. Namun juga mengenai place,
people, process, dan physical evidence. Terkait mengenai People, di dalam
Mix Marketing tentu people menjadi suatu
bagian yang penting dalam industri jasa.
Mix marketing juga dapat diterapkan pada dunia
perpustakaan, karena dapat lebih mengembangkan perpustakaan dan dapat
memaksimalkan pelayanan kepada pemustaka. Sehubungan dengan penerapan mix
marketing pada perpustakaan, people juga menjadi unsur yang sangat berpengaruh.
People atau staf merupakan sumber daya manusia yang melaksanakan pekerjaan diperpustakaan. Staf merupakan
faktor utama yang sangat mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan
secara keseluruhan. Oleh karena itu kegiatan pemasaran pada perpustakaan faktor
staf merupakan bagian yang tidak bisa diabaikan.
People yang merupakan staf dengan performance tinggi
tentu dapat menentukan bagaimana pemasaran yang ada diperpustakaan dengan baik
dan bijak. People adalah staf yang
menjalankan setiap faktor-faktor pada pemasaran lainnya, sehingga kinerja staf
sangat berpengaruh terhadap faktor pemasaran lainnya. Kebutuhan pemustaka
terhadap staf yang memiliki kinerja tinggi akan menyebabkan pemustaka puas dan
loyal. Tentu kepuasan pemustaka akan dapat meningkatkan dan mengembangkan
perpustakaan sehingga memotivasi untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih
baik dan optimal.
Kemampuan knowledge (pengetahuan) yang baik, akan
menjadi kompetensi dasar dalam internal perpustakaan dan pencitraan yang baik
di luar. Faktor penting lainnnya dalam people adalah attitude dan motivation
dari setiap staf yang ada di perpustakaan. Attitude sangat penting, dapat
diaplikasikan dalam berbagai bentuk, seperti penampilan staf, suara dalam
bicara, body language, ekspresi wajah, dan tutur kata. Sedangkan motivasi
karyawan diperlukan untuk mewujudkan penyampaian pesan dan jasa yang ditawarkan
pada level yang diekspetasikan.
Dalam pemasaran perpustakaan people juga menjadi
pengontrol kelancaran pemasaran. Dengan adanya
pengontrolan, pemasaran yang ada pada perpustakaan dapat terkendali dan
tujuanpun akan dicapai. Sehingga faktor people dalam bauran pemasaran pada
perpustakaan sangat penting demi menjaga keefektifan dan keefesienan layanan
perpustakaan , dan pemustaka dapat merasa puas terhadap layanan yang diberikan.
Physical Evidence
Faktor lainnya yang penting dalam kegiatan pemasaran
adalah faktor pendukung yang bersifat fisik atau physical evidence yang
terdapat dalam perpustakaan serta sarana-sarana lain yang mendukung pelayanan
perpustakaan merupakan hal yang harus diperhatikan. Faktor physical evidence
tentu menjadi nilai tambah bagi pemustaka. Perhatian terhadap interior, perlengkapan
bangunan dan tata ruang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood
pemustaka.
Dalam pemilihan interior pada perpustakaan haruslah
yang dapat membuat nyaman pemustaka sehingga pemustaka akan senang dan nyaman
dengan kondisi interior perpustakaan. Perlengkapan bangunan pada perpustakaan
tentu merupakan pelayanan yang disediakan perpustakan demi kemudahan pemustaka
mengakses setiap layanan yang ada diperpustakaan. Tata ruang perpustakaan juga
diharapkan mampu membuat pemustaka dapat menemukan informasi yang diberikan
perpustakaan dan membuat pemustaka merasa nyaman dan senang berada
diperpustakaan.
Dengan physical evidence pemasaran yang ada pada
perpustakaan juga dapat memberikan timbal balik dari pemustaka. Karena
kenyamanan yang diperoleh , pemustaka akan tidak akan ragu untuk datang
keperpustakaan karena pemustaka juga puas dengan apa yang telah disediakan oleh
perpustakaan. Kondisi dan suasana yang nyaman juga dapat membantu pemustaka
berkonsentrasi dalam menemukan informasi diperpustakaan.
Dengan demikian physical evidence penerapan mix
marketing pada perpustakaan dapat menjadi nilai tambah dan kemudahan dalam
pencapaian perpustakaan itu sendiri. Sehingga penerapnnya harus dapat berjalan
dengan efektif dan tetap sesuai dengan kebutuhan pemustaka.
Proses
Dalam konsep 7P marketing mix di perusahaan, terdapat
proses. Proses
disini adalah mencakup bagaimana cara perusahaan melayani permintaan tiap
konsumennya. Mulai dari konsumen tersebut memesan (order) hingga akhirnya
mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Beberapa perusahaan tertentu
biasanya memiliki cara yang unik atau khusus dalam melayani konsumennya. Yang
dimaksud proses dalam pemasaran di perpustakaan yaitu keseluruhan sistem yang
berlangsung dalam penyelenggaraan pepustakaan yang menentukan mutu kelancaran
penyelenggaraan jasa yang dapat memberikan kepuasan pada penggunanya.
Sebelum
produk atau jasa dilayankan kepada pemustaka tentu ada tahapan atau proses yang
harus dilewati. Seperti pemaparan di atas bahwa proses disini adalah mencakup
bagaimana cara perpustakaan melayani permintaan tiap konsumen. Proses itu
digambarkan sebagai berikut :
-
Perpustakaan melakukan analisis kebutuhan pemustaka, untuk
mengetahui bahan pustaka atau sumber informasi seperti apa yang pemustaka
butuhkan.
-
Perpustakaan mengembangkan koleksi perpustakaan tersebut
sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Tujuan pengembangan koleksi adalah membangun
koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan didayagunakan secara
optimal. Kegiatan pengembangan koleksi mencakup menyusun rencana operasional
pengembangan koleksi, menghimpun alat bantu seleksi bahan pustaka, dan survei
minat pemustaka sebelum melakukan pengadaan bahan pustaka.
-
Pengolahan bahan pustaka adalah
kegiatan memproses bahan pustaka sejak diterima di perpustakaan sampai siap
dilayankan pada pemustaka. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam menyimpan,
menelusuri dan mengidentifikasi bahan pustaka baik untuk pemustaka maupun
pengelola perpustakaan. Pengolahan bahan pustaka meliputi deskripsi data
bibliografi, analisis subyek, klasifikasi dan pengolahan fisik. Pedoman yang
dapat digunakan dalam pengolahan bahan pustaka yaitu Dewey Decimal
Classification (DDC), Daftar Tajuk Subyek, Library of Congress Subject Heading
(LCSH) dan Tesaurus. Kelengkapan fisik meliputi kartu dan kantong buku, lembar
tanggal kembali dan label nomor panggil. Hasil dari pengolahan tersebut berupa
katalog online (Online Public Access Catalogue) atau katalog tercetak yang
merupakan wakil dokumen dari koleksi perpustakaan.
-
Layanan Perpustakaan
Layanan
perpustakaan merupakan proses menyajikan atau melayankan produk yang
perpustakaan milliki kepada pemustaka. Layanan perpustakaan khusus harus dapat
memberikan nilai lebih kepada pemustaka dan organisasi/badan induk yang
membawahinya. Untuk itu pengelola perpustakaan perlu selalu memberikan
alternatif-alternatif dalam penyampaian informasi kepada penggunanya. Aspek
layanan menjadi penting untuk diperhatikan dikarenakan tuntutan kebutuhan
penyajian informasi yang cepat, tepat dan terbaru selalu ada.
Sumber Referensi :
__.
__. Perpustakaan dan Dokumentasi.
[Online]. Tersedia di : http://humas.kemsos.go.id/biro-hubungan-masyarakat/bagian-biro-humas/perpustakaan-dan-dokumentasi-2/. Diakses
pada tanggal 26 maret 2013
Jatnika, Chanda. 2012. Konsep 7P Marketing Mix di Perusahaan Jasa.
[Online]. Tersedia di : http://chandajatnika.blogspot.com/2012/06/konsep-7p-marketing-mix-di-perusahaan.html.
Diakses pada tanggal 26 maret 2013
Rachmawati,
Tine Silvana. 2004. Faktor 4P, 3P, dan 4C
Serta Aplikasinya dalam Kegiatan Pemasaran Perpustakaan (Library Marketing).
[Online]. Tersedia di : www.pdii.lipi.go.id. Diakses
pada tanggal 26 maret 2013
Weldha. 2012. Marketing Mix. [Online]. Tersedia di : http://weldha88.blogspot.com/2012/12/marketing-mix.html.
Diakses pada tanggal 26 maret 2013
Setiawan, Bobby. 2012. 7P Marketing Mix [online] tersedia di : http://www.pojokwirausaha.com/2012/11/7p-marketing-mix.html
diakses pada tanggal 26 maret 2013
____. 2009. Pengertian Dan Tujuan Promosi [online] tersedia di : http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/strategi-promosi-penjualan-definisi.html diakses pada tanggal 26 Maret 2013
Alma, Buchari.
2007. Kewirausahaan. Bandung :
Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar